Romi, Bima, dan Laza-Aris: Dinamika Dukungan Politik di Bawah Bayang-bayang Trah Nurdin
Oleh: Dedi Saputra,S.Sos.,M.I.Kom
Sebagai calon Gubernur Jambi, Romi Hariyanto tentu sangat berkepentingan untuk mengamankan basis suaranya di Tanjab Timur, daerah yang selama ini menjadi benteng kekuatan politiknya. Dalam Pilkada Tanjab Timur 2024, Romi memerlukan dukungan penuh dari seluruh masyarakat, bukan sekadar suara dari kelompok atau kandidat tertentu. Namun, yang terjadi di lapangan justru menggambarkan bahwa dukungan militan Romi terpecah ke dua pasangan kandidat utama, Dillah-MT dan Laza-Aris.
Fenomena ini menunjukkan bahwa, meskipun Romi masih memiliki basis pendukung yang kuat, dukungan tersebut tidak terkonsentrasi pada satu kandidat saja. Para loyalisnya terdistribusi secara merata di antara kedua tim kandidat, yang masing-masing memiliki daya tarik tersendiri. Di satu sisi, Dillah-MT membawa nuansa birokrasi yang solid dan pengalaman dari hubungan keluarga dengan Bupati dua periode Abdullah Hick. Di sisi lain, Laza-Aris menawarkan kedekatan dengan keluarga Nurdin, trah politik yang juga memiliki sejarah panjang dan jaringan kuat di Jambi.
Dalam konteks ini, Romi dipastikan akan berhitung matang sebelum menyatakan dukungan secara terbuka. Sebagai politisi yang sangat piawai, Romi tentu memahami bahwa menjaga stabilitas politik di Tanjab Timur setelah ia tidak lagi menjabat adalah prioritas. Oleh karena itu, meskipun ia mungkin tidak secara langsung memihak, Romi pasti akan mendukung kandidat yang diprediksi memiliki peluang besar memenangkan pertarungan. Langkah ini penting bukan hanya untuk mempertahankan pengaruh politiknya di wilayah tersebut, tetapi juga untuk memastikan kesinambungan program pembangunan yang telah ia rintis.
Sikap Romi Hariyanto yang masih belum terbuka mendukung salah satu kandidat, mencerminkan dinamika politik yang kompleks dan penuh perhitungan, baik dari segi personal maupun struktural. Dalam demokrasi modern, konsep “endorsement politik” atau dukungan dari tokoh berpengaruh seperti Romi Hariyanto adalah bagian tak terpisahkan dari strategi pemenangan. Sebagai figur kunci, Romi memiliki kapasitas untuk memengaruhi hasil akhir Pilkada Tanjab Timur 2024. Namun, dalam konteks politik lokal yang kental dengan dinamika kekerabatan dan loyalitas, keputusan Romi tidak hanya didorong oleh kalkulasi pragmatis, tetapi juga oleh nilai-nilai sosial dan budaya yang tumbuh di masyarakat Melayu Jambi.
Perspektif Machiavelli dan Politik Melayu Jambi
Dalam kacamata teori politik klasik ala Machiavelli, pemimpin yang bijak akan selalu memperhitungkan setiap langkahnya berdasarkan hasil akhir yang diinginkan. Machiavelli menekankan pentingnya pragmatisme dalam politik. seorang pemimpin sebaiknya mendukung pihak yang diperkirakan memiliki peluang terbesar untuk menang, terlepas dari kedekatan personal. Hal ini tercermin dalam sikap Romi yang tampak belum terburu-buru menyatakan dukungan kepada salah satu kandidat, meskipun jelas bahwa pengaruhnya di Tanjab Timur sangat kental.
Namun, berbeda dengan prinsip Machiavelli yang cenderung mementingkan kekuasaan semata, politik di tanah Melayu Jambi juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya seperti kekerabatan, kehormatan, dan balas budi. Dalam tradisi Melayu, hubungan kekeluargaan dan sejarah panjang antar keluarga sering kali menjadi faktor dominan dalam menentukan arah dukungan. Politik balas budi ini, yang kerap diistilahkan sebagai “hutang adat”, bisa jadi menjadi alasan kuat mengapa Romi mempertimbangkan untuk mendukung pasangan Laza-Aris, yang merupakan keturunan keluarga besar Nurdin Hamzah sebuah trah politik yang memiliki akar kuat di Tanjab Timur.
Langkah Strategis Politik Romi
Dalam demokrasi modern, langkah-langkah strategis seperti yang dilakukan Romi sering kali kita temui pada pemilihan di negara lain. Misalnya, dalam pemilu Amerika Serikat, endorsement dari tokoh politik besar sering dilakukan di saat-saat terakhir untuk memaksimalkan dampak politiknya. Contoh nyata adalah ketika Barack Obama menunggu hingga mendekati pemilu 2020 sebelum memberikan dukungan resmi kepada Joe Biden. Strategi ini digunakan untuk menjaga netralitas, memastikan daya tawar politik tetap tinggi, dan menunggu waktu yang tepat untuk merangkul suara undecided voters.
Romi juga tampaknya sedang memainkan strategi serupa. Dalam dinamika politik Tanjab Timur, meskipun basis pendukungnya terbagi antara Dillah-MT dan Laza-Aris, Romi tetap memiliki daya tawar politik yang besar. Dengan menahan diri dari deklarasi terbuka, Romi menjaga fleksibilitas dan mempersiapkan langkah dukungan yang paling menguntungkan di saat-saat kritis.
Bima sebagai Simbol Regenerasi Politik Romi
Kehadiran Bima, anak sulung Romi Hariyanto, dalam tim pemenangan Laza-Aris memperkuat sinyal bahwa arah dukungan Romi semakin condong ke pasangan ini. Bima, sebagai simbol regenerasi politik, memainkan peran penting dalam melanjutkan pengaruh keluarga Romi Hariyanto di Tanjab Timur. Dalam konteks ini, Romi tampaknya tidak hanya berpikir jangka pendek mengenai Pilkada 2024, tetapi juga menyiapkan panggung politik bagi generasi selanjutnya.
Langkah Romi menempatkan Bima dalam barisan Laza-Aris merupakan strategi politik yang cerdas. Ia tidak harus secara langsung terlibat dalam kampanye, tetapi kehadiran Bima sudah cukup untuk menjadi representasi dukungan Romi tanpa harus merusak citra netralitasnya di hadapan publik. Ini adalah langkah serupa dengan strategi politik keluarga Kennedy di Amerika Serikat, di mana setiap generasi baru dari keluarga tersebut ditempatkan dalam kancah politik dengan tetap menjaga nama besar keluarga.
Pertimbangan Elektoral dan Kekerabatan.
Dalam politik elektoral, Romi tentu akan mempertimbangkan faktor-faktor praktis, seperti siapa yang memiliki peluang lebih besar untuk menang dan siapa yang dapat menjamin keberlanjutan program-program yang sudah ia rintis selama menjadi Bupati Tanjab Timur. Namun, nilai-nilai kekerabatan tetap menjadi elemen penting dalam kalkulasi ini. Kedekatan keluarga besar Romi dengan trah Nurdin Hamzah menambah bobot pertimbangan Romi dalam memberikan dukungan kepada pasangan Laza-Aris. Dengan memberikan dukungan kepada mereka, Romi juga memperkuat relasi sosial dan politik antar keluarga, yang dalam konteks Melayu Jambi memiliki signifikansi tersendiri.
Pada akhirnya Romi Kemana.
Menakar arah dukungan Romi Hariyanto dalam Pilkada Tanjab Timur 2024 bukanlah sekadar soal hitung-hitungan politik praktis, tetapi juga mencakup pertimbangan yang lebih mendalam terkait kekerabatan, regenerasi politik, dan kesinambungan kekuasaan di Tanjab Timur. Dengan tetap menahan diri dari deklarasi terbuka, Romi memberikan ruang bagi dirinya untuk terus mengontrol permainan politik hingga saat yang tepat. Kehadiran Bima dalam barisan Laza-Aris merupakan sinyal yang kuat bahwa Romi kemungkinan besar akan condong ke pasangan ini, namun, sebagai politisi yang piawai, Romi akan memastikan bahwa langkah yang diambilnya benar-benar strategis dan berdampak besar pada masa depan politiknya serta regenerasi keluarga.
Discussion about this post